GKI Harapan Jaya

Monday, March 21, 2011

Melayani?! Nanti Dulu Ah…

Jika ditanya, apakah seseorang mencintai Tuhan, maka biasanya tanpa ragu dia akan menjawab “Tentu saja”. Bahkan mungkin jawabannya dengan segenap hati dan jiwa namun ketika ditanya, mana buktinya, orang biasanya akan diam, tergaga-gagap dan hanya mampu bilang, hmm…,anu…Betapa kecewa diri kita, jika pasangan kita mengobral kata-kata cinta, sementara dia tidak mampu membuktikannya.
Alkitab menjelaskan, salah satu bukti nyata kedewasaan spiritual kita adalah perbuatan dan tindakan kita. Hidup kristiani yang berkemenangan tidak semata-mata dibuktikan oleh seberapa banyak kita hafal ayat-ayat alkitab, oleh seberapa rajin kita ke gereja. Itu semua penting! Tapi tidak cukup. Kalau sekedar itu yang dijadikan ukuran, kita tidak terlalu berbeda dengan orang Farisi. Hidup yang berkemenangan, iman yang dewasa, sesungguhnya akan kelihatan dalam tindakan. “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa tindakan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanmu dari perbuatan-perbuatan” (Yak. 2:18)
Perbuatan seperti apa yang menjadi bukti bahwa seseorang beriman? Perbuatan yang melayani, bersedia memberi, seperti apa yang Tuhan Yesus demonstrasikan sendiri. Dengan indah Markus menggambarkan: “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawanya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mrk.10:45).
Kenapa Tuhan rela melayani, kenapa Tuhan mau hadir ke bumi, meninggalkan kemuliaan sorgawi, berkorban hingga mati (Flp.2:7)? Hanya satu jawabannya, karena Tuhan cinta, sangat amat cinta kepada dunia, kepada saya dan sudara, kepada semua umat manusia (Yoh.3:16).
Cinta yang seperti itu, memang kelihatan naif buat orang modern. Cinta yang seperti itu dilihat aneh oleh manusia yang egois. Ini dibuktikan oleh suara yang kadang kita jumpai di gereja. Untuk apa melayani di gereja? Apa untungnya buat saya? Bukankah ada kerjaan yang jauh lebih penting ketimbang pelayanan? Atau ada suara yang seringkali berkilah saat diminta melayani: ”Ah…, nanti dulu ah…Saya sibuk”
Mendengar hal di atas, kita hanya bisa diam, sedih, kecewa, prihatin berbaur dalam hati. Apakah virus egoisme diri sudah demikian jauh menyerang kehidupan warga gereja, sehingga untuk membalas cinta Tuhan saja kita sudah tidak bersedia? Apakah pengorbanan Kristus buat jemaat-Nya sama sekali tidak berarti? Tuhan pernah berkata kalau tuaian banyak tapi pekerja sedikit. Marilah kita melihat diri kita. Layanilah Tuhan. Semoga kita, sebagai pribadi dan keluarga dapat senantiasa mendemonstrasikan kasih Kristus dengan melayani Tuhan dan sesama, dimana kita berada.

No comments:

Post a Comment